Sunday, January 12, 2014

Kepura-puraan dalam pencitraan, ini kata surya paloh saat di wawancara oleh kompas

Partai Nasdem mendapat elektabilitas positif meski upaya membangun partai modern ini baru dilakukan sejak didirikan, 1 Februari 2012. Namun, Partai Nasdem tahu diri. Mereka tetap merasa perlu bekerja lebih gigih dan tekun bersama semua pihak untuk gerakan perubahan.

”Mulai ada kesadaran masyarakat, tetapi memang evolutif. Perlu upaya membangun kekuatan baru mengajak masyarakat menertawakan pikiran dan aliran sesat pencitraan yang didasari kepura-puraan. Buka topeng-topeng pencitraan kosong,” ujar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat wawancara khusus di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem di Gondangdia, Jakarta, Sabtu (11/1).

Surya menyambut Kompas dengan senyum lebar. Ia spontan menjawab semua pertanyaan sambil sesekali menggambar di notes yang dipegangnya untuk merinci penjelasan dan memukul meja marmer untuk penekanan. Selama tiga jam pertemuan, Surya tetap bertenaga setiap kali berbicara.

Perbincangan diawali dengan melihat kondisi Indonesia hari ini saat banyak pengurus partai politik (parpol) terjerat kasus korupsi, kenapa Nasdem hadir saat apatisme terhadap parpol begitu tinggi dan bagaimana pemerintahan setelah Pemilu 2014.

Mengenai korupsi, ia mengingatkan hal itu sebagai yang dilawan reformasi 1998.

”Setelah 15 tahun, korupsi, kolusi, dan nepotisme yang harusnya hilang atau dikikis malah tumbuh subur. Korupsi kita menggila, juga kolusi. Nepotisme apalagi, bahkan menjadi dinasti,” ujarnya dengan suara bergetar.

KKN juga tumbuh subur di parpol. Gagasan reformasi hanya sebagian kecil yang mewujud, salah satunya kebebasan pers.

Politik gagasan

Karena tumpukan kekecewaan terhadap parpol ini, menurut Surya, masyarakat kehilangan kepercayaan kepada parpol. Wujud kekecewaan itu adalah sikap skeptis, sinis, dan apatis. Padahal, sistem demokrasi yang dipilih Indonesia menempatkan parpol sebagai pilar penyangga utama. Kesadaran ini melahirkan Nasdem yang diharapkan berbeda dari parpol lainnya.

”Indonesia tidak boleh berhenti karena distorsi public trust (kepercayaan publik). Presiden boleh berganti, pemerintahan bisa jatuh bangun, parpol bisa menjadi besar kemudian tenggelam, tetapi Indonesia sebagai bangsa dengan cita-cita harus terus jalan,” katanya.

Menurut Surya, Nasdem didirikan untuk mengisi ruang kosong dalam sistem demokrasi yang muncul karena hilangnya kepercayaan masyarakat kepada parpol. ”Kita gunakan demokrasi. Apa jadinya jika masyarakat tidak percaya kepada parpol?” katanya.

Sebagai alternatif, Nasdem menawarkan politik gagasan yang diklaim berbeda dengan parpol lain. Di tengah cemooh, dipandang sebelah mata, ditertawakan, dan dianggap menggantang asap dengan ilusi kosong, Nasdem menyerukan gerakan perubahan, restorasi yang menurut Surya dibutuhkan Indonesia.

”Indonesia hari ini adalah yang tertinggal dari bangsa-bangsa lain, tetapi kita tidak mau mengakui itu. Kita terninabobokan. Kita mudah sombong dan menepuk dada atas sedikit pujian dari luar negeri untuk hal-hal yang sejatinya kosong. Pijakan obyektif tidak boleh dirancukan dengan pikiran kepentingan pencitraan,” ujar Surya.

Pemerintah kuat

Untuk Indonesia setelah Pemilu 2014, Nasdem mengupayakan kehadiran pemerintah yang kuat. Pemerintah kuat bisa lahir dari pemimpin yang kuat dan mendapat dukungan kuat dari DPR yang sepaham dengan pemerintah. ”Masyarakat memang melihat siapa yang populer. Tetapi, kita doakan agar yang saat ini lemah menjadi kuat. Pemimpin kuat akan menghindarkan pendekatan-pendekatan artifisial penuh pencitraan,” ujar Surya.

Pemerintah yang kuat dicirikan dari kemampuannya membuat kebijakan tidak populer untuk kepentingan strategis Indonesia jangka panjang Indonesia. Surya mendorong mengembalikan peran MPR, penyederhanaan sistem kepartaian, edukasi soal subsidi, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan pembangunan infrastruktur. Upaya nonkonvensional penggunaan APBN harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang nyata dirasakan rakyat banyak. Mengenai calon presiden, Nasdem terbuka kepada siapa pun putra/putri terbaik untuk tampil. Nasdem bersama semua komponen akan memperkuat siapa pun yang kemudian terpilih untuk mewujudkan perubahan. ”Kalau tidak tiga besar, tidak realistis cawe-cawe ngomong capres,” ujarnya. (Wisnu Nugroho/Iwan Santosa)
"Sumber" www.kompas.com

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...