Monday, July 7, 2014

Di mataram menggunakan ayat satu juz dalam melaksanakan salat tarawih

Mataram - Sejumlah masjid di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menggunakan ayat satu juz dalam melaksanakan salat tarawih, sementara ratusan masjid lainnya menggunakan ayat-ayat pendek.

Pengurus Masjid sekaligus Imam Masjid Raya At-Taqwa Mataram, H Muhtar di Mataram, mengatakan masjid yang menggunakan ayat satu juz dalam salat tarawih, yakni masjid Raya At- Taqwa Mataram, Masjid Lawata dan Masjid Karang Bedil.

Setiap malam dalam satu masjid menggunakan dua imam yang hafal Al Quran dan biasanya salat tarawih di Masjid Raya dilakukan dengan 23 rakaat, yakni 20 rakaat salat tarawih dan tiga rakaat salat witir.

Dikatakan, Imam salat tarawih akan berganti setelah imam pertama melaksanakan salat tarawih 10 rakaat dan setelah itu diganti dengan iman kedua hingga akhir tawarih.

Salat tarawih dengan menggunakan ayat satu juz tersebut sudah dilakukan sejak empat tahun lalu dan jamaahnya setiap malam selalu penuh baik oleh orang tua maupun remaja.

Jamaah yang melaksanakan salat tarawih di Masjid Raya ada dua kelompok, yakni kelompok Ahlisunnah dan Muhammadiyah. Sejak pertama kedua kelompok tersebut sama-sama melaksanakan salat tarawih.

Ketika imam telah mendapat delapan rakaat, kelompok Muhammadiyah keluar dari saf dan melakukan salat witir sendiri, sementara jamaah yang lain tetap melanjutkan salat tarawih hingga 23 rakaat.

"Sebelum salat tarawih diadakan ceramah Ramadhan sekitar 10 menit dan salat tarawih dimulai sekitar pukul 20.30 Wita dan selesai sekitar pukul 22.00 Wita atau memakan waktu hanya satu setengah jam," jelasnya, Senin (7/7).

Selesai salat tarawih para remaja dari berbagai lingkungan melaksanakan tadarusan atau membaca Al Quran secara bergiliran hingga pukul 24.00 Wita dan tadarusan tersebut dilombakan, guna lebih meningkatkan semangat para remaja.

Tadarusan selain di Mmasjid Raya juga dilakukan di setiap masjid dan musala di daerah ini secara berkelompok 10 hingga 15 orang hingga menjelang makan sahur.

"Tadarusan yang dilakukan di kampoung-kampung tersebut merupakan tradisi sejak turun temurun sementara ibu-ibu rumah tangga menyiapkan makanan untuk dihidangkan kepada kelompok tadarusan," jelasnya.

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...